METROPOST.ID- Cabang Olahraga (Cabor) Sepeda MTB dalam event Pekan Olahraga Nasional (PON) selalu didominasi oleh altet dari Pulau Jawa. Namun, potensi daerah Aceh seperti atlit muda serta dana yang cukup mendukung, seharusnya bisa ikut dalam ajang PON tersebut.
Komunitas Goweser Lhokseumawe dan Aceh Utara disingkat GELORA, merasa sangat prihatin dengan belum munculnya atlit dari Provinsi Aceh. Apakah disebabkan oleh pembinaan yang belum ada dan tidak adanya ajang resmi kompetisi maupun perlombaan-perlombaan mencari bakat.
“Kami yang peduli dengan generasi muda, juga selaku penggemar bersepeda khususnya Mountine Bike (MTB) yang bergabung di GELORA dan bekerjasama dengan Pemuda Gampong akan mengadakan perlombaan salah satu cabang sepeda MTB yaitu perlombaan Downhill,”ucap Ketua Pelaksana Cut Ahmad Zaini, dalam keterangannya kepada metropost.id, pada Rabu (9/10/2024).
Ia mengatakan,lokasi yang pergunakan adalah perbukitan Goa Jepang yang terletak antara Gampong Blang Panyang, Kecamatan Muara Satu dengan Gampong Panggoi,.Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumwe. Dimana topologi dan kontur perbukitan dengan lembah yang curam serta struktur tanah keras sangat mengakomodasi kebutuhan dari perlombaan tersebut.
Kemudian pemandangan panorama laut Selat Malaka dan Kota Lhokseumawe yang sangat indah, sehingga event itu dinamakan Lhokseumawe Adventure Bike Race (LABRAC).
“LABRAC ini akan dilaksanakan pada Sabtu dan Ahad 12-13 Oktober 2024 mulai pukul 08.00 pagi hingga jam 17.00 WIB,”kata Cut Ahmad Zaini.
Ia menyebutkan, dalam event itu mempertandingkan 6 kelas sesuai kelompok umur yaitu kelas Junior, Master A, Master B, Master, Veteran dan Open. Dari masing-masing kelas akan dipilih juara 1,2,3,4 dan juaat 5.
Sementara untuk peserta LABRAC ini diikuti oleh atlit dari Provinsi Aceh dan Sumatera Utara sebagai tolok ukur/pembanding (benchmark) sehingga mutu pertandingan punya standard nasional.
“Sebagai area ajang kompetisi dan pencarian bakat menggunakan jalur (track) yang sesuai standar perlombaan downhill dan menyiapkan lahan untuk jalur (track) diperlukan biaya yang cukup besar,”ujarnya.
Menurut dia, dana tersebut dibiayai oleh peserta perlombaan, sumbangan dari Cupping Room, PT Rawi Pekanbaru, Avicenna Biereuen, PT PIM, Mount Drink dan donator perorangan serta tokoh-tokoh masyarakat yang peduli dengan olahraga bersepeda.
Diharapkan, dengan adanya event ini dapat menjadi sebagai titik awal yang bisa dilaksanakan secara berkesinambungan, minimal setahun sekali sebagai agenda Pemerintah Daerah (Pemda).
“Mudah-mudahan dengan agenda event itu akan muncul atlit-atlit andal dari Provinsi Aceh, khususnya Lhokseumawe dan Aceh Utara, dan juga sebagai ajang pembinaan untuk meningkatan kompentensi atlit muda yang sudah ada serta kelestarian track yang ada dan lingkungan perbukitan goa Jepang,”katanya.
Selain itu, lanjut dia, secara umum lewat event tersebut akan berdampak secara luas terhadap hal-hal positif lainnya. Seperti para pemuda yang senang berolahraga dapat meningkatnya pariwisata perbukitan, kuliner dan perekonomian masyarakat. (mp)