METROPOST.ID- Koordinator Ormas dan OKP Pengawal Syariat Islam Kota Lhokseumawe, Tgk.Sulaiman Daud, MH, mengajak rakyat Aceh agar tidak memilih pemimpin yang mendukung dan memberikan izin untuk digelar konser musik pada malam pergantian Tahun Baru Islam di Kota Banda Aceh.
“Sebagaimana kita ketahui bersama di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh, pada Senin malam 8 Juli 2024 lalu atau bertepatan dengan 1 Muharram 1446 Hijriyah, pernah digelar konser musik dan pasca itu sempat menjadi serotan tajam dari Anggota DPD RI asal Aceh H.Sudirman,”ungkap Tgk.Sulaiman Daud.
Ia mengatakan, ketika konser musik itu berlangsung Gubernur Aceh dijabat oleh Pj Gubernur Bustami Hamzah yang dilantik oleh Mendagri Muhammad Tito Karnavian di Kemendagri, pada Rabu, 13 Maret 2024.
“Jadi kenapa konser musik pada malam Tahun Baru Islam dapat digelar, pasti dugaan kami yang memberikan izin adalah Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah ketika itu,”kata Tgk. Sulaiman Daud akrab disapa Tgk Lhok Weng, dalam keterangannya kepada metropost.id, Selasa, 19 November 2024.
Menurut Tgk Sulaiman, seharusnya Pj Gubernur sebagai putra Aceh dapat melihat kearifan lokal dan kekhususan Aceh dengan memberlakukan Syariat Islam. “Konser musik malam Tahun Baru Islam di Aceh itu dapat menjadikan rekam jejak seorang pemimpin yang tidak pro Syariat Islam. Makanya jangan pilih pemimpin Aceh yang seperti itu,”terangnya.
Pimpinan Dayah Zurriyatul Qur’ani Al Ma’arif ini menyebutkan, akibat digelar konser musik tersebut imbasnya para ulama di Aceh kehilangan wibawanya, karena mendapatkan kecaman dan cacian dari rakyat Aceh. “Mudah-mudahan, kejadian seperti itu tidak terulang lagi di Aceh untuk masa-masa yang akan datang. Semoga ini menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua,”katanya.
Lanjut Tgk Lhok Weng, kedepan Aceh harus di pimpin oleh orang-orang yang mencintai dan memahami Syariat Islam. “Sebagaimana yang kita ketahui bersama, sejarah lahirnya Syariat Islam di Aceh tidaklah mudah, tapi kalau istilah kami harus di beli dengan ribuan darah para syuhada. Maka bagi orang-orang yang tidak bisa menghargai dan mencintai perjuangan mulia ini tidak layak jadi pemimpin di Aceh,”tegasnya.
Namun, Tgk Sulaiman menginginkan, Aceh kedepan harus dipimpin oleh sosok yang memahami Aceh secara utuh. Karena Aceh memiliki kekhususan dan keistimewaan sehingga berbeda dengan daerah lain di Indonesia. (mp/ril)