METROPOST.ID- Mesir mencatat 456 warganya positif terinfeksi virus Korona jenis baru atau COVID-19. Dari jumlah itu, 21 orang meninggal dunia. Langkah pencegahan agar wabah tak meluas, Mesir memutuskan untuk mengarantina wilayah yakni ibu kota negara, Kairo.
Kairo sebagai kota yang selalu ramai dan memiliki populasi sekitar 20 juta orang, ditutup pada Rabu (25/3) malam. Pihak berwenang juga menerapkan jam malam untuk mengatasi penyebaran virus Korona.
Di kota yang tidak pernah tidur, restoran dan kafe biasanya buka sampai dini hari, berubah drastis. Pemilik toko menutup jendela dan warga bergegas pulang sebelum dimulainya jam malam yang dimulai pukul 19.00 sampai dengan pukul 06.00 waktu setempat. Polisi ditempatkan di jalan-jalan utama untuk menghentikan pelanggar jam malam. Jalanan sudah sepi pada pukul 18.30.
“Ini adalah penyakit, bukan lelucon. Orang-orang harus tinggal di rumah, dan tidak boleh meninggalkan rumah mereka setelah jam malam,” sebut Mohamed El-Gabaly, seorang penduduk Kairo, mengatakan kepada Reuters.
Mesir telah meningkatkan langkah-langkah lainnya yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus Korona. Di antaranya menutup bandara dan pusat kebugaran, serta menangguhkan kelas di sekolah dan universitas hingga pertengahan April. Restoran dibatasi hanya untuk mengantarkan makanan saja. Toko-toko selain supermarket dan apotek akan diminta tutup pukul 17.00 pada hari kerja, dua jam lebih awal dari jam malam sebelumnya.
Seperti negara lain, Mesir telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampak terhadap ekonomi, termasuk penurunan suku bunga 3 persen dan suntikan GBP 20 miliar untuk mendukung pasar saham. (mp/jawapos)