METROPOST.ID- Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto, S.I.K., bersama Wakapolres Lhokseumawe, Kompol Dedy Darwinsyah, SE, MM, dan rombongan kembali berziarah ke Makam Pahlawan Nasional Cut Meutia di perbukitan kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara, pada Sabtu, (27/7/2024).
Kapolres dan Wakapolres Lhokseumawe sebagai putra kelahiran Aceh, merasa terpanggil jiwanya untuk melakukan ziarah ke Makam Pahlawan Nasional Cut Meutia.
Ziarah yang sama juga pernah dilakukan pada 22 Oktober 2022 lalu. Namun, kali ini ziarah dan bergotong royong ke Makam Pahlawan Cut Meutia diramu dengan program ekspedisi alam dengan menggunakan sepeda motor trail pada hari Sabtu, 27 Juli 2024. Rute yang mereka tempuh adalah kawasan hutan gunung lipeh pedalaman Aceh Utara.
Tujuan utama dari perjalanan ini adalah makam Pahlawan Nasional asal Aceh, Cut Meutia, yang terletak di kawasan pedalaman Aceh Utara, tepatnya 24 kilometer dari Gampong Alue Rime, Kecamatan Pirak Timu. Jalan menuju makam tersebut tertutup oleh semak belukar, sehingga perjalanan menjadi lebih menantang.
Sepanjang perjalanan, tim dapat menikmati pemandangan alam perbukitan yang naik turun, menambah tantangan adrenalin bagi para peserta. Mereka berangkat dari Lhokseumawe sekitar pukul 09.00 WIB dan tiba di makam sekitar pukul 11.00 WIB.
Setelah menempuh perjalanan selama dua jam, tim yang dipimpin oleh Kapolres Lhokseumawe tiba di makam Cut Meutia sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka kemudian melakukan ziarah dan juga terjun langsung melakukan pengecatan makam Cut Meutia.
Kegiatan gotong royong ini bertujuan untuk memperindah dan merawat makam pahlawan nasional yang menjadi bagian penting dari sejarah Aceh. Usai berziarah dan gotong royong, tim selanjutnya memberikan penghormatan untuk kembali pulang dari makam Pahlawan Nasional tersebut.
Kemudian sekitar pukul 12.00 WIB, tim beristirahat di tepi sungai dekat dengan makam tersebut. Di bawah jembatan, mereka menikmati panorama alam dan makan bersama dengan menu seadanya. Momen ini menjadi kesempatan bagi anggota tim untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan pulang.
Setelah makan siang dan menikmati suasana alam, tim langsung bersiap untuk kembali ke Kota Lhokseumawe. Perjalanan pulang dilalui dengan semangat yang tetap tinggi, meskipun rute yang ditempuh tidak kalah menantang dengan perjalanan menuju makam.
Tim akhirnya tiba kembali di Lhokseumawe pada sore hari, ekspedisi alam ini tak hanya membawa kenangan dan pengalaman berharga dan penuh makna, tetapi juga tentang kerja sama dan kekompakan tim dalam menjaga dan merawat warisan sejarah
Kegiatan yang dilakukan Kapolres Lhokseumawe dan timnya diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap situs-situs bersejarah di Aceh. Upaya menjaga dan merawat makam Cut Meutia menunjukkan komitmen mereka dalam melestarikan warisan budaya dan sejarah bangsa.
Untuk diketahui, Cut Nyak Meutia merupakan salah satu pejuang Aceh dalam memperebutkan Kemerdekaan Indonesia, sejarah kehidupan yang dilaluinya menjadi mutiara yang tetap kemilau di seluruh penjuru Nusantara.
Cut Nyak Meutia lahir di Keureutoe 15 Februari 1870 dan gugur dalam Medan pertempuran di Alue Kurieng pada tanggal 24 Oktober 1910 dalam usianya 40 tahun. (mp/ril)