METROPOST.ID-
Thailand mengkonfirmasi kasus pertama penularan virus Corona baru dari manusia
ke manusia di negara itu. Pengumuman itu muncul seiring meningkatnay jumlah
total kasus terjangkitnya virus Corona baru menjadi 19, tertinggi kedua setelah
China.
Wakil direktur jenderal Departemen Pengendalian Penyakit
Thailan, Tanarak Pipat mengatakan, pasien pertama yang terjangkit virus
nCov-2019 di Thailand adalah seorang sopir taksi Thailand.
“(Dia) tidak memiliki catatan perjalanan ke China, dan
kemungkinan dia terinfeksi oleh seorang wisatawan yang sakit dari China,”
terang Tanarak seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (31/1/2020).
Pihak
berwenang telah melakukan scan virus pada 13 orang, termasuk tiga anggota
keluarga, yang berhubungan dengan sopir taksi tersebut. Berdasarkan tes awal
tidak ada satupun dari mereka positif terjangkit virus yang berasal dari
wilayah Wuhan, China itu.
“Risiko keseluruhan infeksi di Thailand masih rendah,
tetapi orang-orang harus mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri
mereka sendiri,” kata Tanarak.
Kasus virus Corona Wuhan di Thailand sebelumnya semuanya
adalah wisatawan China atau warga Thailand yang mengunjungi China, tempat virus
itu berasal.
Sopir taksi ini adalah satu dari lima kasus virus corona lain
yang dikonfirmasi di Thailand pada hari Jumat. Empat pasien lainnya adalah
warga negara China.
Tujuh
dari 19 kasus di Thailand telah pulih dan diperbolehkan pulang, sementara 12
lainnya masih dirawat di rumah sakit.
Semua kecuali dua kasus adalah wisatawan China yang
mengunjungi negara itu, kata otoritas kesehatan. Setidaknya ada sembilan
kasus penularan dari manusia ke manusia di lima negara di luar China: Amerika
Serikat, Jerman, Jepang, Korea Selatan, Vietnam dan sekarang Thailand.
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, mengamati dengan seksama
kasus penularan virus mematikan ini dari orang ke orang di luar Wuhan, yang
akan menunjukkan bahwa virus tersebut berpotensi untuk menyebar lebih lanjut.
Wabah virus Corona telah membuat hampir 10.000 orang sakit di
China dengan jumlah kematian lebih dari 200 orang. Situasi ini mendorong WHO
untuk mengumumkan keadaan darurat internasional.
China telah mengambil langkah ekstrem untuk menghentikan
penyebaran virus, termasuk mengkarantina lebih dari 50 juta orang secara
efektif di Wuhan dan sekitar provinsi Hubei.
Patogen tersebut diyakini telah muncul di pasar yang menjual
makanan hewan liar, dan menyebar selama musim liburan Tahun Baru Imlek di mana
ratusan juta orang China bepergian di dalam atau di luar negeri.
(mp/sindonews)