METROPOST.ID- Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, saat ini sejumlah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mengalami kendala terkait dengan minimnya realisasi investasi. Ia juga menyatakan, tiga KEK yang dinilai bermasalah telah dilaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto. Salah satunya, KEK Arun Lhokseumawe yang berada di Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe.
Menurut data terbaru dari Dewan Nasional KEK, saat ini terdapat 24 KEK yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Kawasan- kawasan itu dirancang untuk mendukung sektor industri, pariwisata, digital, dan layanan lainnya.
“Saya sudah laporkan bahwa ada beberapa KEK yang menghadapi tantangan, seperti KEK Tanjung Kelayang, KEK Morotai, dan juga KEK di Aceh karena realisasi investasinya masih sangat terbatas,”ungkap Airlangga dalam acara SEZ Business Forum yang diadakan di Hotel St. Regis, Jakarta Selatan pada Senin, 9 Desember 2024.
KEK Tanjung Kelayang, Bangka Belitung
KEK Tanjung Kelayang di Bangka Belitung adalah kawasan yang berfokus pada sektor pariwisata dengan luas area mencapai 324,4 hektare. Kawasan ini dikelola oleh Belitung Maritime Consortium, dengan Sheraton Belitung Resort sebagai investor utama.
Berdasarkan informasi dari kek.go.id, KEK ini diresmikan pada 14 Maret 2019 oleh Joko Widodo saat masih menjabat sebagai Presiden dan termasuk dalam daftar 10 destinasi pariwisata prioritas. Kawasan itu menawarkan daya tarik wisata bahari, seperti pantai berpasir putih dan panorama eksotis yang menjadi ciri khasnya.
Batuan granit besar yang menghiasi pantai menambah keunikan kawasan ini, yang juga dikelilingi oleh pulau-pulau kecil dengan pesona alamnya tersendiri.
Mengusung konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan dan ramah lingkungan, KEK Tanjung Kelayang ditargetkan mampu menarik investasi sebesar Rp10,3 triliun dan menciptakan sekitar 5.000 lapangan kerja hingga tahun 2036.
KEK Morotai, Maluku Utara
KEK Morotai, yang berlokasi di Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2014 dengan luas wilayah mencapai 1.101,76 hektare. Kawasan ini memiliki keunggulan geostrategis karena merupakan salah satu pulau terluar di timur laut Indonesia, dekat dengan negara-negara ASEAN dan Asia Timur.
Pulau Morotai, yang berada di tengah Samudra Pasifik, pernah menjadi basis militer selama Perang Dunia II dan kini menyimpan banyak peninggalan bersejarah. Selain menjadi destinasi wisata sejarah, KEK Morotai juga menawarkan keindahan wisata bahari, baik pantai maupun ekosistem bawah lautnya.
Terletak di jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia III, yang sekaligus menjadi rute migrasi ikan tuna, kawasan ini memiliki sumber daya alam yang mendukung industri pengolahan perikanan. Dengan potensinya, KEK Morotai dirancang untuk menjadi pusat industri perikanan yang terintegrasi dengan logistik, menjadikan Pulau Morotai sebagai hub internasional di kawasan timur Indonesia.
KEK Arun Lhokseumawe, Aceh
KEK Arun Lhokseumawe, yang terletak di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh, dibentuk melalui Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2017 dan mulai beroperasi pada 14 Desember 2018 setelah diresmikan oleh Joko Widodo.
Kawasan ini berfokus pada beberapa sektor utama, termasuk energi, petrokimia, agroindustri pendukung ketahanan pangan, logistik, dan industri penghasil kertas kraft. Di sektor energi (minyak dan gas), pengembangan diarahkan pada regasifikasi LNG, hub dan perdagangan LNG serta LPG, pabrik LNG skala kecil, dan pembangkit listrik berbasis energi ramah lingkungan sebagai solusi energi bersih.
Infrastruktur logistik juga menjadi prioritas pengembangan untuk mendukung kebutuhan industri minyak dan gas, petrokimia, dan agroindustri. Hal ini dilakukan melalui peningkatan pelabuhan dan dermaga yang memenuhi standar internasional.
Dengan potensi besar yang dimilikinya, KEK Arun Lhokseumawe ditargetkan mampu menarik investasi senilai US$3,8 miliar atau Rp56,6 triliun dan menciptakan sekitar 40.000 lapangan kerja hingga tahun 2027.
Airlangga menyebutkan, dari segi aksesibilitas, terdapat beberapa KEK pariwisata yang memerlukan perbaikan. Salah satunya adalah Bangka Belitung, tempat KEK Tanjung Kelayang berada, yang membutuhkan pengembangan akses penerbangan regional.
“Bapak Presiden sudah memberikan arahan bahwa regional flight harus dibuka, karena itu lokasinya sangat strategis,”katanya kepada awak media saat konferensi pers.
Selain Bangka Belitung, wilayah lain yang ditetapkan pemerintah sebagai destinasi wisata juga dinilai memerlukan peningkatan akses penerbangan untuk mendukung pengembangan pariwisata.
“(Butuh) beberapa akses pesawat internasional untuk bisa langsung masuk, sehingga dengan demikian turisme bisa didorong di beberapa kawasan pariwisata termasuk KEK,” terang Airlangga. (tempo/mp)