JAKARTA (MP)- Di pengujung 2019 ini, Kijang Innova memasuki masa empat tahun mengaspal. Toh hingga detik ini, belum ada gelagat facelift. Kendati tahun depan, mestinya jadi waktu yang pas untuk sodorkan penyegaran. Dan jika itu terjadi, ada beberapa perubahan yang kami harapkan.
Skenario minor update kemungkinan dieksekusi kala mengacu pada generasi pertama. Kami tidak berekspektasi macam-macam soal desain eksterior. Rancang muka masih sanggup mengikuti tren kekinian, walau mulai menua. Paling banter bumper dan grille disesuaikan, agar tampil segar sekaligus premium. Selain itu, pelek 17 inci diturunkan ke tipe G, sementara trim atas ‘dibelikan’ sepatu baru.
Lain cerita bila Toyota berpendapat perlu mengubah eksterior secara signifikan. Ini tergantung bagaimana mereka membaca selera pasar. Sebagian suka gaya Alphard, sebagian senang SUV, atau mungkin doyan lenggokan sedan. Preferensi kami condong ke fasad sedan. Raut grille besar bak Camry atau Corolla cocok dengan guratan tubuh luwes, berikut garis kaca pada profil samping. Persis seperti interpretasi rendering kami.
Kurang afdol bila facelift tidak diikuti perkembangan teknologi. Lampu LED boleh diturunkan ke tipe G, dengan konsekuensi penambahan fitur di jajaran atas. Ada beberapa kecanggihan bisa diadopsi, seperti adaptive high beam atau automatic on/off headlamp. Peranti otomatis lain, juga terdapat pada wiper. Dari segi penunjang kepraktisan, banyak beredar kelengkapan. Salah satunya power tailgate, lebih menyenangkan bila ditambah foot sensor. Minimal dua atau tiga komponen tersier ini, tersemat di Innova facelift agar kian menarik.
Fitur keselamatan tentu tidak boleh diabaikan. ABS + EBD merupakan peranti wajib di segmen sekelas. Seiring berjalannya waktu, Vehicle Dynamic Control (VDC) bakal menjadi sebuah keharusan juga. Ini perlu eksis di semua tingkatan. Lalu, Hill Start Assist turut melengkapi lini teratas non Venturer, mungkin bagi tipe Q atau bahkan sampai V. Untuk airbag, kami harap varian Venturer atau Q dibenamkan perlindungan 7 titik.
Tata letak kabin nampaknya tidak begitu membutuhkan ubahan. Ruang lega khas Innova didongkrak oleh LED Illumination. Panel AC juga sudah digital. Biar tidak ketinggalan zaman, tak ada salahnya dilengkapi konektivitas smartphone Android Auto dan Apple CarPlay. Sedang layar hiburan ekstra untuk penumpang baris kedua dijadikan fitur standar bawaan.
Urusan pemacu daya, unit diesel 2GD-FTV atau bensin 1TR-FE tetap dipertahankan. Kesannya kian impresif bila Toyota menawarkan opsi hybrid 48 V. Secara teori, mild hybrid ini lebih mudah diadaptasi tanpa perlu merancang ulang girboks atau mesin. Sederhananya digambarkan melalui penggantian tugas alternator 12 V dengan unit Starter-Generator. Setelah itu, baterai dan kontroler elektronik dirangkai menjadi satu. Hasilnya, tambahan daya demi meringankan kinerja mesin, berimbas juga pada efisiensi bahan bakar. (metropost/oto)