METROPOST.ID- Pemerintah Aceh bersama Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh, diminta untuk membantu masyarakat Aceh yang menjadi TKI di Malaysia. Khususnya, TKI yang tidak memiliki dokumen resmi untuk bekerja disana.
Pasalnya, kini ribuan TKI asal Aceh di Malaysia tidak bisa bekerja mencari uang. Karena Negeri Jiran Malaysia sudah memberlakukan lockdown.
Hal itu disampaikan Politisi Partai Aceh asal wilayah Samudera Pase, Razali Abu, kepada Rakyat Aceh, Senin (30/3). Ia mengatakan, sudah seharusnya Pemerintah Aceh untuk membentuk posko bantuan dan pengaduan TKI Aceh di Malaysia. Kemudian melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh, supaya mendata warganya yang merantau ke Malaysia.
“Informasi yang kami terima, mereka (TKI Aceh di Malaysia) banyak yang tidak memiliki stok makanan dan uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari, seperti nasi atau beras, telur, ikan dan minyak goreng,”ungkap Razali Abu yang juga anggota Parlemen Aceh Utara dari Partai Aceh ini.
Sebutnya, untuk kembali ke Aceh sangat tidak memungkinkan karena untuk makan saja sulit, akibat tidak bekerja dalam situasi wabah corona di Malaysia. Menurut dia, minimal walaupun mereka tidak dipulangkan, tapi setidaknya harapan kepada Pemerintah Aceh bersama para pihak dapat mencari solusi dan jalan keluar kepada mereka.
Untuk itu, Pemerintah Aceh juga bisa berkoordinasi dengan warga Aceh yang sudah menjadi warga negara Malaysia atau telah memiliki izin tinggal di Malaysia. Selanjutnya, mendata mereka yang tidak punya izin untuk memberikan perhatian demi kelangsungan hidupnya.
“Negara harus hadir untuk membantu rakyatnya sudah terjepit. Karena alasan mereka merantau ke Malaysia akibat sempitnya lapangan kerja di Aceh dan khususnya di Lhokseumawe dan Aceh Utara. Mau tidak mau mereka terpaksa menjadi TKI tidak resmi demi menghidupkan keluarga di kampung halamannya,”ucap Razali Abu.
Namun, ketika wabah Vocid-19 yang melanda dunia dan termasuk Malaysia yang telah memberlakukan lockdown atau penguncian wilayah. Sehingga mata pencaharian mereka sebagai buruh harian lumpuh total. Akibatnya, para warga Aceh yang menjadi TKI tidak resmi terpaksa bertahan hidup dirumah masing-masing, belum lagi mereka harus memikirkan untuk membayar sewa rumah secara bulanan.
“Penguasa Aceh baik dari level provinsi maupun kabupaten/kota jangan berdiam diri dan sudah saatnya melakukan langkah nyata untuk berjuang supaya rakyat kita tidak mati kelaparan di negeri jiran Malaysia,”pintanya, seperti dilansir harianrakyataceh.
Bukan saja untuk kebutuhan hidup, lanjut dia, tapi kesehatan mereka juga harus dipikirkan supaya mereka bisa menjalani pemeriksaan kesehatan terkait covid-19 di Malaysia. “Sayangilah saudara-saudara kita di Negeri Jiran Malaysia, kini hidup mereka tidak menentu dan bisa-bisa terancam mati kelaparan,”cetusnya.
Selain itu, ia juga meminta kepada warga Aceh yang sudah lama bermukim di Malaysia, dapat membantu memberikan sembako kepada saudara kita se-Aceh supaya mereka bisa bertahap hidup di Malaysia dalam situasi wabah covid-19. (mp)